Di antara kita pasti pernah mendengar istilah 'kota penyihir' dalam kisah dongeng. Hal pertama yang terbayang dalam kota penyihir adalah tempat yang ditinggali sosokmenyeramkan yang menguasai banyak mantra dan ilmu di luar batas kemampuan manusia. Ialah Triora, sebuah kota diItaliayang berada di atas bukit kuno di wilayah Liguria, dekat dengan perbatasan Prancis.
Banyak arsitektur di Triora yang membawa kita kembali ke abad 12. Pemandangan di Triora membuat kita seolah olah berada di wilayah para penyihir. Beberapa warga asli yang menjadi penyihir juga masih terlihat di kota ini.
Di balik keindahannya, Triora menyimpan sejarah mengerikan dari abad pertengahan. Pada 1587, selama setahun kota ini dilanda cuaca buruk dan banyak tanaman tidak bisa tumbuh. Warga menuduh ada penyihir yang bersekongkol untuk merusak Triora.
Mereka menunjuk sekelompok wanita dan mengklaim bahwa mereka adalah penyihir. Para wanita itu dituduh memberikan bayi pada setan di sebuah tempat bernama 'La Cabotina'. Pemerintah setempat akhirnya memanggil bantuan kepada seorang imam bernama Girolamo del Pazzo untuk membuktikan omongan warga.
Di sinilah pengadilan untuk nenek sihir dimulai. Sekitar 20 wanita yang diduga berlatih ilmu sihir ditangkap dan dipaksa untuk mengaku. Antara 1587 dan 1589, penyihir dari Triora ini diadili, disiksa, dan dibakar hidup hidup.
Namun, pemburuan penyihir tidak berhenti sampai di situ. Orang terus mencari penyihir yang masih ada untuk dilenyapkan bahkan sampai ke pinggiran Triora. Setelah berlangsung beberapa tahun, akhirnya Vatikan memutuskan ikut campur tangan untuk menyelesaikan kegilaan ini dan para tahanan yang tersisa pun dibebaskan.
Penduduk Triora tampaknya tak mau melupakan sejarah kelam itu. Selain membuat museum, mereka juga mengabadikan patung, toko alat sihir, rumah penyihir, dan berbagai peninggalan lain yang mengisi seluruh kota.